Upaya Radio Prima FM Haurgeulis Dalam Memperoleh Target Pendengar Melalui Acara “Hallo Prima”

Posted: Senin, 10 Mei 2010 by Ibay thejoery anakalam in
0

Upaya Radio Prima FM Haurgeulis Dalam Memperoleh Target Pendengar 
Melalui Acara “Hallo Prima”


Wendy Sujatniko




BAB I
PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul
Judul yang penulis bahas dalam penelitian ini adalah Upaya Radio Prima FM Haurgeulis Dalam Memperoleh Target Pendengar Melalui Acara “Hallo Prima”. Penegasan ini penting untuk menghindari kesalahpahaman terhadap judul tersebut, guna mengarahkan penelitian yang ilmiah, profesional dan komprehensif, maka akan dijelaskan terlebih dahulu istilah-istilah yang terkait dalam judul tersebut, yakni sebagai berikut:
1. Upaya
Upaya adalah kegiatan yang mengarahkan tenaga, pikiran untuk mencapai suatu tujuan. Jadi yang dimaksud upaya adalah kegiatan-kegiatan  yang mengarah pada suatu tujuan. Dalam hal ini upaya terhadap memperoleh target pendengar melalui acara “Hallo Prima” pada radio Prima FM Haurgeulis Indramayu.
2. Radio Prima FM Haurgeulis Indramayu
Radio Prima FM Haurgeulis Indramayu adalah sebuah nama radio swasta yang berlokasi di daerah Indramayu, dengan frekwensi 95,800 MHz, dan beralamatkan di Jalan Siliwangi KM 2 Haurgeulis Kabupaten Indramayu.

3. Target Pendengar
Target adalah sasaran atau batas ketentuan yang telah ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan, pendengar adalah orang yang mendengarkan atau sasaran komunikasi massa melalui media radio siaran.
Jadi, yang dimaksud target pendengar adalah sasaran yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan tertentu terhadap orang yang mendengarkan untuk melakukan komunikasi massa melalui media siaran radio.
4. Acara “Hallo Prima”
Acara adalah segala sesuatu yang akan dipertunjukan atau disiarkan, sedangkan “Hallo Prima” merupakan acara yang ada di radio Prima FM yang disiarkan pada pukul 14.00-16.00 WIB siang setiap hari
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan judul upaya Radio Prima FM Haurgeulis Indramayu dalam memperoleh target  pendengar melalui acara “hallo prima” adalah kegiatan yang mengarahkan Radio Prima FM Haurgeulis Indramayu dalam memperoleh target pendengar melalui acara “Hallo Prima”.

B. Latar Belakang Masalah
Media radio termasuk sebagai media komunikasi massa, di mana lazimnya media massa modern mampu menunjukkan seluruh sistem melalui pesan-pesan yang diproduksi, dipilih, disiarkan, diterima dan ditanggapi. Radio sebagai media komunikasi mempunyai banyak jenis, namun hanya radio siaran (radio broadcast) yang merupakan media massa, meskipun ada jenis radio lainnya seperti: radio telegrafi, radio telefoni dan lain-lain, yang sifatnya interpersonal.
Ketika para pengelola stasiun penyiaran radio merencanakan untuk beroperasi, salah satu faktor yang yang perlu menjadi kajian khusus adalah cara menetapkan target pendengar. Apalagi di masa sekarang ini, kompetisi sedemikian tinggi target pendengar menjadi prioritas. Oleh karena itu, dalam upaya pencapaian target pendengar tersebut diperlukan penataan acara. Dan, penataan itu sendiri merupakan sebuah proses mengatur acara demi acara termasuk penjadwalannya sehingga terbentuknya format acara dengan tujuan menciptakan image stasiun penyiaran radio.
Proses perencanaan acara yang paling penting adalah pertimbangan mengenai tingkatan yang ingin kita capai dengan cara mengelola acara tersebut hanya dengan melalui kesuksesan acara inilah pengembangan citra dan reputasi brand terhadap pendengar akan diraih sebanyak-banyaknya. Jika rating pendengar baik, lamanya mendengarkan, maka akan sangat berdampak pada sirkulasi massa yang memang dicari oleh pemasang iklan, rating digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan media, rating menunjukan bagian dari sejumlah individu yang mendengarkan suatu acara pada suatu waktu tertentu.

Dalam pemahaman modern, pendengar radio bukan lagi objek yang menggunakan telinga untuk menyimpan sebuah acara, mereka (pendengar) juga menggunakan nalar pikir dan sekaligus empati, sehingga membentuk sikap kritis, jika program yang ditayangkan radio tidak sesuai, maka sikap mereka tidak sekedar memindah channel atau gelombang ke stasiun lain, tetapi akan bersikap antipati terhadap stasiun yang dinilai mengecewakan. Sebagai contoh, dominasi menu hiburan yang muncul di radio menimbulkan kebosanan jika tidak mampu menggugah variasi program, dan salah satu pertimbangan untuk merubah program radio adalah dengan sikap memberdayakan pendengar melalui suguhan-suguhan informasi yang bersifat aktual dan yang dapat memberikan kecerdasan intelektual bagi audiens.
Seiring dengan banyaknya bermunculan radio-radio baru yang ada di Indramayu yang juga menawarkan acara-acara yang menarik sehingga terjadi persaingan dalam perolehan pendengar maka, radio Prima FM haurgeulis yang merupakan radio komersial berupaya mengoptimalkan pendapatannya berawal dari target dan perolehan pendengar dengan menghadirkan acara-acara yang juga menarik diantaranya acara ”Hallo Prima”.
 Berdasarkan deskripsi di atas, penulis tertarik untuk meneliti upaya yang dilakukan radio Prima FM haurgeulis, dengan judul penelitian, upaya radio Prima FM Haurgeulis dalam memperoleh target pendengar melalui acara ”Hallo Prima”.

C. Rumusan Masalah
Bagaimana upaya radio Prima FM Haurgeulis dalam memperoleh target pendengar melalui acara ”Hallo Prima”?

D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini dilakukan yaitu untuk mengetahui dan mendeskripsikan upaya radio Prima FM Haurgeulis dalam memperoleh target pendengar melalui acara “Hallo Prima”.

E. Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna baik itu secara teoritis ataupun secara praktis.
1. Secara Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan dapat memberikan kontribusi bagi keilmuan yang terkait dengan pengembangan ilmu komunikasi, khususnya di bidang radio
b. Dapat memberikan sumbangsih pengetahuan khususnya bagi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan juga dapat memberikan pengetahuan mengenai upaya radio Prima FM haurgeulis dalam memperoleh target pendengar
2. Secara Praktis
a. Dapat dijadikan pegangan supaya dalam mengatur suatu media dapat berjalan dengan baik.
b. Dapat dijadikan sebagai bahan mencari informasi tentang upaya radio Prima FM haurgeulis dalam memperoleh target pendengar melalui acara “Hallo Prima”.

F. Tinjauan Pustaka
Untuk menghindari terjadinya kesamaan terhadap penelitian yang telah ada sebelumnya maka penulis mengadakan penelusuran terhadap penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya. Dari penelusuran yang dilakukan, belum dijumpai penelitian yang sama dengan yang dilakukan penulis teliti yaitu:
1. Skripsi dengan judul “Format Acara Radio Salma FM Klaten, dalam Mempertahankan Pangsa Pendengar”, yang disusun oleh: Indri Puspita tahun 2008, skripsi tersebut memaparkan tentang bagaimana bentuk acara siaran yang digunakan radio Salma FM Klaten dalam usaha mempertahankan pangsa pendengar.
2. Skripsi dengan judul “Fungsi Segmen Pendengar Pada Radio, (Studi Pada Radio RasiaLima Dengan Segmen Pendengar Oldiest)”, yang disusun oleh Nour M. Zuhri tahun 2007, skripsi tersebut mengangkat tentang bagaimanakan produksi siaran acara ”pesan tanding” di Radio RasiaLima.

Dari kedua penelitian di atas, lebih memfokuskan pada bentuk acara siaran yang digunakan dan sungsi segmen pendengar, maka dalam penelitian ini, penulis lebih fokus upaya radio Prima FM dalam memperoleh target pendengar.

G. Kerangka Teori
1. Macam-macam Acara Radio
a. Musik
Lima besar radio terbanyak pendengarnya di Indonesia sejak sepuluh tahun terakhir adalah radio dengan menu siaran musik. Sejarah radio siaran identik sebagai medium sosialisasi musik ke indra telinga. Radio adalah menu hiburan dan musik menjadi menu utamanya.beragam acara dengan materi dasar musik berkembang sesuai karakteristik pendengar dan kebutuhannya. Pemutaran musik yang mencakup lagu dan instrumental menjadi pemandu utama dan kadangkala sebagai selingan suguhan materi siaran lain untuk pendengar.
b. Berita dan Informasi
Berita kian menjadi acara dominan di radio seiring makin terbukanya iklim ekonomi dan politik yang mengakibatkan kesadaran kritis dikalangan pendengar. Radio dituntut untuk melayani kebutuhan yang lebih dari sekedar media hiburan. Setiap radio dapat memiliki program siaran berita, namun tidak semua jenis peristiwa atau topik bisa akrab bagi masing-masing pendengar radio. Setiap format stasiun memiliki jenis berita tersendiri yang layak siar. Dua model kemasan berita di radio adalah (1) langsung (live roport) dari lokasi peristiwa. (2) direkam sebelumnya kemudian disiarkan secara khusus di radio pada jam tertentu. Bentuk kemasan yang popular di Indonesia adalah berita pendek berdurasi sekitar 60 sampai 120 detik.dan berita buletin berdurasi sekitar 10 sampai 30 detik yang dikerjakan khusus oleh tim pemberitaan.
c. Bertutur Interaktif
Perbedaan antara bertutur dan membaca  di radio adalah membaca merupakan kegiatan mengeja naskah secar lengkap dan apa adanya, sedangkan bertutur yaitu “melirik” naskah sebagai panduan improvisasi bicara. Kecuali memutar musik, radio dengan segmen pendengar anak muda kerap menyajikan berbagai acara tuturan interaktif melibatkan pendengar. Tujuannya terutama untuk menghibur sambil memberikan edukasi. Selain pelayanan permintaan lagu (song request), ada pula program curahan hati (curhat), kuis, perbincangan bebas seputar gossip selebriti, hingga permainan mengggugah ras humor. Dalam kemasan modern, program siaran ini dikenal pula dengan sebutan infotainment.
d. Diskusi Publik
Bagi kalangan pendengar dewasa, radio menjadi arena untuk menyampaikan gagasan dan kritik terhadap situasi sosial,ekonomi, dan politik. Perencanaan siaran yang cerdik menangkap peluang ini dengan menyuguhkan acara debat publik seputar masalah kesehatan, seksualitas, isu narkoba, dinamika politik elit, problem lingkungan hidup, dan penataan kota. Lokalitas radio sebagai media penyalur ide membuatnya cepat memberi dampak bagi pergeseran kebijakan di tingkat pemerintahan dan di lingkup internal masyarakat. Program Talkshow baik yang disiarkan dari radio maupun dari luar radio makin diminati, tentu dengan teknik mengemas yang sesuai format stasiun radio setempat.
2. Upaya Dalam Memperoleh Target Pendengar Radio
Dalam memperoleh target pendengar radio dituntut menyajikan acara yang menarik, ada beberapa petunjuk yang dapat dijadikan acuan diantaranya:
a. Target Acara
Pastikanlah siapa sasaran yang akan dituju. Hal ini penting untuk memudahkan pengelola siaran dalam mengelola bahan siaran. Dalam hal ini suatu acara ditentukan misalnya untuk kaum muda, dari golongan ekonomi menengah atas, dengan tingkat pendidikan minimal SLTA, dan menyukai olahraga. Dengan sasaran yang jelas maka acara tersebut akan efektif. Pengalaman menunjukan acara-acara yang tidak mempunyai sasaran yang konkrit tidak pernah populer dan biasanya akan turun dengan sendirinya.
b. Spesifikasi Acara
Isi acara hendaknya membahas materi yang khusus, misal dalam bidang olahraga, maka isinya hanya mempersoalkan salah satu cabang olahraga, misalnya sepakbola. Dalam hal ini isinya tidak mempersoalkan olahraga lainya hanya mencakup sepakbola. Jadi hanya satu topik yang di bahas secara menyeluruh.
c. Keutuhan Acara
Pembahasan materi harus terjaga, tidak keluar dari konsep yang telah di tetapkan. Mulai dari pengantar, permasalahan, pembahasan dan penyelesaian masalah secara sistematis.
d. Variasi Acara
Acara di kemas dalam bentuk yang bervariasi. Varisai dapat ditampilkan dalam dua bentuk yaitu dialog dan monolog. Dalam dialog dapat ditampilkan dua orang atau lebih yang memiliki warna suara yang berbeda. Kontras warna suara ini sangat mendukung acara karena radio merupakan media audio yang hanya mampu menstimuli indra pendengaran. Dengan warna suara yang berbeda memudahkan pendengar untuk mengenali tokoh-tokoh yang terlibat dalam dialog tersebut. Umumnya pendengar lebih menyukai acara yang disiarkan dalam bentuk dialog.


e. Ketepatan Waktu Acara
Pengelola program harus yakin bahwa waktu yang dipilih untuk penyiaran suatu acara sudah tepat. Ketepatan ini didasari pada kebiasaan mendengar dari khalayak. Dengan demikian, acara tersebut akan efektif.
f. Orisinalitas Acara
Penyelenggara siaran harus menyajikan acara yang benar-benar hasil kerja tim kreatif studio tersebut. Bukan tiruan, dalam arti acara ini pernah di sajikan stasiun lain yang kemudian di modifikasi sehingga tampaknya orisinil. Bukan juga acara jiplakan. Acara tiruan dan jiplakan tidak akan membawa banyak keuntungan bagi stasiun penyelenggara, malahan sebaliknya, bisa menjadi bumerang. Karena yang populer adalah stasiun radio yang pertama kali menyajikan acara tersebut. Sedangkan stasiun radio yang menjiplak atau meniru akan dicap sebagai stasiun plagiat.
g. Kualitas Acara
Mutu teknik suatu acara ikut menentukan sukses tidaknya acara di pasar. Pendengar selalu menuntut hasil yang prima tanpa noise (gangguan). Sebab pendengar sangat mendambakan kenyamanan dalam mendengarkan suatu acara siaran. Konsep memberikan yang terbaik kepada pendengar wajib menjadi pegangan penyelenggara siaran.
h. Penggunaan Bahasa Dengan Sederhana
Penggunaan bahasa sederhana, artinya bahasa yang dipakai sehari-hari atau bahasa pergaulan. Jangan disajikan acara dengan bahasa ilmiah, kata-kata asing, atau kata-kata baru. Pendengar akan mengalami kesulitan mencerna isi acara. Sebab tidak semua pendengar memiliki kemampuan yang merata sehingga kemudahan menangkap isi acara berbeda-beda.
3. Kriteria Acara yang Menarik Perhatian Pendengar (audience)
Menurut Howard Gough, ketertarikan pendengar pada program siaran dapat terjadi jika elemen-elemen berikut terdapat pada program tersebut:
a. Program yang diproduksi berdampak bagi kehidupan
b. Selalu ada konflik
c. Program tesebut dapat menumbuhkan semangat
d. Harus dapat dipahami pendengar
e. Menghindari sesuatu yang abstrak
f. Menyajikan unsur keanekaragaman
4. Tipologi Pendengar Radio
Pendengar atau audiens diartikan sebagai kumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar dan pemirsa berbagai media atau komponen lainnya. Pendengar adalah pihak yang paling penting dalam konteks komunikasi siaran. Tanpa pendengar maka sebuah radio akan mati suri. Kadangkala teknologi pesawat radio tidak berkorelasi dengan banyak sedikit atau aktif-pasifnya pendengar, demikian pula sajian siaran yang baik dari seorang announcer. Oleh karena itu memahami tipologi pendengar sangatlah penting, baik bagi perilaku siaran maupun bagi akademisi.
 Menurut perspektif ekonomi, pendengar adalah konsumen produk siaran. Mereka mengkonsumsi sebuah produk siaran berdasarkan ketersediaan waktu dan akses yang mudah terhadap pesawat penerima siaran radio. Pendengar akan mampu mengembangkan imajinasinya karena dua hal, yakni: 1) referensi pengalaman yang mereka miliki terhadap suatu materi siaran; 2) referensi pikiran, kedekatan, dan ketajaman pikiran terhadap sebuah masalah yang sedang disiarkan.
Sedangkan menurut kelas sosialnya, pendengar dapat dibagi dengan dua karakteristik yang masing-masing berbeda. Pertama, kelas menengah ke atas. Mereka memiliki pandangan jauh ke depan, cakrawala pikiran yang luas, melihat diri terkait erat dengan peristiwa atau orang lain, berciri kota urban, berpikir rasional, percaya diri, mau mengambil risiko, dan selera pikirannya beragam. Kedua, kelas menengah ke bawah. Pandangan mereka terhadap hari ini dan kemarin terbatas, cakrawala pikiran sempit, dunia seakan mengelilingi dirinya sendiri, berciri pedesaan rural, cara berpikirnya konkrit dan non rasional (mistis dan sejenisnya), lebih terikat pada keamanan fisik dan selera pilihannya terbatas.
Dalam interaksinya dengan radio ada enam macam perilaku pendengar, yaitu: Pertama, rentan konsentrasi dengarnya pendek, karena menyimak radio sambil mengerjakan berbagai kegiatan lain. Kedua, perhatiannya dapat cepat teralih oleh orang atau peristiwa di sekitarnya, karena baginya radio merupakan ”teman santai”. Ketiga, tidak bisa menyerap informasi banyak dalam sekali dengar, karena daya ingat yang terbatas akibat dari aktivitas pendengaran yang selintas. Keempat, lebih tertarik pada hal-hal yang mempengaruhi kehidupan mereka secara langsung, seperti tetangga dan teman. Kelima, secara mental dan literal (melek huruf) mudah mematikan radio. Keenam, umunya pendengar tidak terdeteksi secara konstan sehingga kita tidak mengetahui apakan mereka pintar, heterogen, dan tidak fanatik.
Menurut skala partisipasi terhadap acara siaran, ada empat tipologi pendengar, yaitu:
a. Pendengar Spontan
Yakni bersifat kebetulan, tidak berencana mendengarkan siaran radio atau acara tertentu, perhatian mudah beralih ke aktifitas lain.
b. Pendengar Pasif
Suka mendengarkan siaran radio untuk mengisi waktu luang dan menghuibur diri, menjadikan radio sebagai teman biasa.
c. Pendengar Selektif
Mendengar siaran radio pada jam atau acara tertentu saja, fanatik pada sebuah acara atau penyiar tertentu, menyediakan waktu khusus untuk mendengarkannya.
d. Pendengar Aktif
Secara reguler tak terbatas mendengarkan siaran radio, apapun, dimanapun, dan aktif berinteraksi melalui telepon. Radio menjadi sahabat utama, tidak hanya pada waktu luang.
Data pendengar biasanya diklasifikasikan menurut tiga disiplin akademis. Pertama, demografi. Kedua, geografi. Ketiga, psikografi. Dari pengkajian ketiga disiplin ini kemudian dapat ditentukan tiga strategi dalam kebijakan pengelolaan radio siaran, yaitu:
a. Segmenting, yakni proses membagi-bagi atau mengelompokkan pendengar dalam kotak-kotak psikogarfis-sosiografis yang lebih homogen.
b. Targetting, yakni proses menyeleksi, memilih, dan menjangkau potensi pendengar melalui program siaran  yang tepat.
c. Positioning, yakni strategi memasuki jendela otak pendengar dan strategi komunikasi, pembentukan citra produk siaran di benak pendengar. Pendengar adalah konsumen sekaligus komoditas.

H. Metode Penelitian
Kata metode berasal dari kata yunani methodos yang mempunyai arti jalan atau cara yang teratur dan sistematis untuk melaksanakan sesuatu. Maka metode penelitian adalah cara kerja yang berdasarkan disiplin ilmiah untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan fakta-fakta. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian untuk menghasilkan data deskripsi kualitatif, dimana penelitti mendeskripsikan atau mengkontruksi wawancara mendalam terhadap subjek peneliti.
1. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah informan yang akan diminta informasinya tentang objek yang akan diteliti, para informan yang akan dimintai keterangannya dalam pengambilan data di lapangan. Adapaun yang menjadi subjek penelitian ini adalah
1) Direktur utama radio Prima FM Haurgeulis
2) Divisi Program Siaran
3) Tim produksi acara ”Hallo Pima”
b. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah pokok yang akan diteliti atau dianalisa. Adapun objek yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah tentang upaya radio Pima FM dalam memperoleh target pendengar melalui acara “Hallo Prima”.
2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode yang dipakai penulis untuk memperoleh data dan informasi dari sumbernya guna memperoleh data yang lengkap, tepat, dan valid.
Adapun metode yang dipakai dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa macam metodenya yaitu:
a. Observasi
Observasi dapat diartikan sebagai pencatat atau pengamatan terhadap gejala-gejala yang diselidiki, dan juga dapat diartikan dengan pengamatan bebas. Penulis menggunakan observasi non-partisan, dimana penulis hanya mengamati dan menulis upaya radio Prima FM Haurgeulis dalam memperoleh target pendengar melalui acara “Hallo Prima”.
b. Wawancara
Metode wawancara adalah metode yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan (pengumpul data bertatap muka dengan responden). Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur, yaitu pewawancara menentukan sendiri urutan dan juga pembahasannya selama wawancara, baik itu wawancara secara langsung maupun tertulis apabila narasumber sulit ditemui. Lewat metode ini diharapkan permasalahan yang ada dapat terjawab secara jelas dan mendetail.


c. Dokumentasi
Untuk melengkapi data penelitian ini, penulis akan melakukan pengumpulan data dengan metode dokumentasi. Studi dokumentasi berproses dan berawal dari menghimpun dokumen, memilih-milih dokumen sesuai dengan penelitian, menerangkan dan mencatat serta menafsirkannnya, serta menghubung-hubungkannya dengan fenomena lainnya. Dalam penelitian ini data-data akan dikumpulkan sehingga data sekunder berupa dokumen penting yang terhubung dengan sumber data penelitian ini dan gambaran umum tentang radio Prima FM Haurgeulis berupa majalah, foto, arsip, dan transkip acara radio.
3.   Metode Analisis Data
Setelah data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terkumpul, maka langkah selanjutunya adalah analisis data. Adapun metode yang digunakan penulis adalah deskriptif analitik dengan menggunakan analisis kualitatif. Deskriptif analitik yaitu cara untuk mengumpulkan dan menyusun data tentang obyek yang akan dikaji untuk dilakukan analisis terhadap data tersebut. Deskriptif analitik dalam penelitian ini akan mencoba menganalisis secara kualitatif tentang upaya radio Prima FM haurgeulis dalam memperoleh target pendengar melalui acara ”Hallo Prima”.




I. Sistematika Pembahasan
Pembahasan skripsi ini di baagi ke dalam bab dab sub bab-sub bab, pembagiannya sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, bab ini membahas tentang penegasan judul, latar belakang masalah yang diteliti, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, telaah pustaka, kerangka teoretik, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab II Gambaran umum tentang acara ”Hallo Prima”, pada bab ini, penulis menjelaskan tentang profil acara ”Hallo Prima”.
Bab III Upaya radio Prima FM Haurgeulis dalam memperoleh target pendengar melalui acara ”Hallo Prima”, bab ini membahas upaya radio Prima FM Haurgeulis Indramayu dalam memperoleh target pendengar melalui acara ”Hallo Prima”.
Bab IV Penutup, bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran serta kata penutup.


****

0 komentar: